Biografi
KH. Muhammad Amin Halim
Nama lengkap KH. Muhammad Amin Halim Bin Kyai Muhammad Bin KH. Ismail. Lahir pada tahun 1931 di Desa Merta Siaga (sekarang namanya Desa Grogol) Kecamatan Cirebon Barat (sekarang namanya Kecamatan Gunung Jati) Kabupaten Cirebon.
Istri KH. Muhammad Amin Halim bernama Hj. Nyai Masturoh Amin dan di karunia putra 6 orang anak.
Beliau wafat di Desa Babakan, Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Komplek Muqbarok Abdul Hanan, Babakan Selatan. Kabupaten Cirebon. ( 50 meter dari jalan raya Cirebon-Bandung )
Karir : Yang pernah di alami
- Pendiri Pondok Pesantren Mu’Allimin-Mu’ Allimat babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat.
- Pendiri Madrasah Alhikam Mussalafiyah
- Pendiri Madrasah Muallimat Alhikam Mussalafiyah
- Pendiri MAN Model Babakan-Ciwaringin
- Pengasuh Pondok Pesantren Mu’Allimin-Mu’ Allimat babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat.
- Kepala Sekolah Aliyah Mu’klimat
- Kepala Madrasah Alhikam Mussalafiyah
- Kepala Sekolah pertama MAN Model
- Dosen IAIN Babakan Ciwaringin
- Pimpinan Jami’ah Hadiyu
Pendidikan: Sekolah Rakyat (SR) dan melanjutkan di pondok-pondok pesantren, seperti di
- Pondok Pesantren Babakan-Ciwaringin, Cirebon
- Pondok Pesantren Arjawinangun, Cirebon
- Pondok Pesantren Kali Wungu, Kendal, Jawa-Tengah
- Pondok Pesantren Pondok Lasem, Rembang, Jawa-Tengah
- Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa-Tengah
- Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa-Tengah
- Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa-Timur
MENGENAL BIOGRAFI FIGUR
KH. MUHAMMAD AMIN HALIM
Pada Tahun
1927 M tepatnya di desa merta Cirebon
Utara telah lahir seorang tokoh pejuang
islam, khususnya di desa babakan beliau
adalah al maghfurlah KH Muhammad Amin Halim
yang nama lengkapnya adalah KH Muhammad Amin Abdul halim selaku generasi
penerus dalam memperjuangkan kepesantrenan di wilayah babakan selatan
Saat beliau
kecil, beliau selalu mengisi hari-harinya dengan mengaji pada kiyai yahya di
desa buyut cirebon utara yang kemudian perjuangannya dilanjutkan untuk
mesantren di desa babakan ciwaringin cirebon tepatnya pada KH. Masduki Ali.
Setelah sekian lama beliau menimba ilmu di desa babakan kemudian ia melanjutkan
untuk mencari ilmu ke Arjawinangun pada KH. Syatori ayah KH. Ibnu Ubaidilah
Syatori. Seusai mesantren di arjawinangun, beliau melanjutkan ke pesantren tebu
ireng pada Hadratus syeikh KH. Hasyim As'ari. Dengan di dasari sebuah tekad
yang mantap dan pasti, beliau melanjutkan ke pesantren lasem pada KH. Ma'sum.
Kemudian dilanjutkan ke pesantren sarang Rembang pada KH. Zubair yang pada
akhirnya masa pesantren beliau berakhir di pesantren lirboyo kediri yang pada
saat itu di asuh oleh KH. Abdul Karim ( Mbah Manap ) dan KH. Mahrus 'Ali yang
berasal dari desa gedongan cirebon utara.
Sewaktu mesantren di lirboyo, beliau
mendirikan organisasi santri jawa barat bersama teman-temannya diantaranya KH.
Royyani dari Brebes, organisasi :
Sepulang dari pesantren lirboyo
beliau diangkat mantu oleh Al marhum Al magfurlah KH. Abdul Hanan yang kemudian
ditugasi untuk ikut serta memajukan MHS.
Bermula dari tahun 1970 M beliau
pernah menjadi kepala Madrasah Al Hikamus Salafiyyah tingkat 'Aliyah hingga
tahun 1990 M. Beliau juga pernah menjabat directorium MAAIN ( Sekarang MAN )
Babakan Ciwaringin dari tanggal 23 Mei 1970 hingga tanggal 25 November 1970 M.
Setelah menjalani usia selama 63
tahun tepatnya pada tahun 1990 M beliau berpulang Kerahmatullah dengan
meniggalkan 9 anak ( KH. Zamzami Amin, KH. Marzuki Ahal, Ust. H. Muhammad
Thoha, Ust. H. Saefullah Amin, Ust. H. Nasruddin, Ust. H. Syahid Fanani, Ustd
Royyanahch, Ust. H. Ali Hanan, Ustd. Zuhriatul 'Aini ). Sebelum Wafat beliau
pernah Wasiat kepada anaknya yang pertama ( KH. Zamzami Amin ).
" Zam
!!! Urip aja di gawe angel, Gawea Gampang, sebab agama islam iku gampang "
beliau ucapkan Wasiat itu berulang-ulang sebagai penguat untuk dijadikan
pegangan hidup kelak, baik untuk anak-anaknya dan santri-santrinya. Akhirnya
perjuangan beliau diteruskan oleh putra-putra beliau dalam menhgidupkan jariah
abahnya yaitu berupa pesantren yang bernama Mu'allimin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar